Rabu, 30 November 2011

CMR


Metode Capture Mark-Recapture


Metode Capture Mark-Recapture ditujukan merupakan salah satu metode inventarisasi satwaliar yang digunakan untuk memperkirakan berbagai parameter populasi antara lain kepadatan populasi, laju kematian, kelahiran, emigrasi dan imigrasi (Poole, 1974 ; Krebs 1978). Poole (1974) menambahkan, pada metode ini, dilakukan penangkapan satwa, kemudian satwa yang telah ditangkap ditandai dan dilepaskan kembali. Dalam periode waktu tertentu, dilakukan penangkapan kembali sehingga didapatkan individu yang bertanda dan tidak bertanda. Selama dua periode waktu pengamatan, tidak terdapat penambahan (kelahiran atau imigrasi) ataupun pengurangan (kematian atau emigrasi) jumlah populasi. Dalam melakukan metode CMR, Poole (1974) menjabarkan asumsi yang harus dipenuhi yaitu:
  1. Individu yang bertanda bercampur dengan individu lain yang tidak tertangkap pada periode pennagkapan pertama
  2. Selama dua periode waktu pengamatan, tidak terdapat penambahan (kelahiran atau imigrasi) ataupun pengurangan (kematian atau emigrasi) jumlah populasi
  3. Individu yang bertanda tidak terpengaruh atau terganggu terhadap tanda yang diberikan
  4. Kedua sampel diambil secara acak dan tiap individu mempunyai peluang yang sama untuk tertangkap
  5. Tanda yang dipasang tidak hilang selama dilakukan studi
  6. Penangkapan pertama tidak mempengaruhi kemungkinan individu tertangkap pada penangkapan kedua (beberapa jenis satwa menunjukkan perilaku senang tertangkap)
Umumnya semua asumsi dalam studi CMR dapat terpenuhi kecuali asumsi ke-2.
            Metode CMR dapat dilakukan selama beberapa bulan atau beberapa tahun (multiple cencus) dengan melakukan beberapa periode penangkapan. Jika hal ini dilakukan, maka akan diketahui dinamika populasi sehingga dapat diperkirakan laju kelahiran ataupun laju kematian dari suatu populasi (Krebs, 1978).
Pada metode ini dilakukan setidaknya dua sampel studi. Pertama dilakukan penangkapan dan jumlah inidividu satwa yang tertangkap diberi notasi n1. Semua satwa yang tertangkap pada sampel pertama diberi tanda kemudian dilepaskan kembali ke habitatnya. Kemudian selang beberapa waktu (bisa hari atau minggu) dilakukan penangkapan kedua, dimana jumlah individu satwa yang tertangkap pada penangkapan kedua ini diberi notasi n2, dimana sejumlah individu satwa yang tertangkap pada penangkapan kedua ini bertanda dan diberi notasi sebagai m2.
Untuk mencari nilau pendugaan populasi pada suatu kawasan dapat menggunakan rumus Chapman  (1951) yang memodifikasi pendugaan Lincoln-Petersen, yakni sebagai berikut:
 Maka populasi yang sebenarnya berada pada kisaran= N ±2S
            Persamaan ini umumnya dapat berbeda pada berbagai sumber, seperti pada Introduction of Quantitative ecology yang disusun oleh Poole (1974) maupun buku sejenis yang disusun oleh  Krebs (1974).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar